Implementasi Peraturan Walikota Samarinda Nomor 11 Tahun 2022 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat (PRO-BEBAYA) Studi Pada Kecamatan Samarinda Utara

By: Aldila Rianda TasaContributor(s): Dr. Heryono Susilo Utomo,M.Si & Dr. Santi Rande,M.SiMaterial type: TextTextPublication details: Samarinda Fisip Unmul 2024Description: i-xvii-114 halSubject(s): Theses -- Tesis-MAP-Digital -- MAP-2024-DigitalOther classification: 2233-0944 TAS KP.2024 Online resources: Click here to access online Summary: Penelitian ini bertujuan untuk memahami implementasi Peraturan Walikota Samarinda Nomor 11 Tahun 2022 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat (Pro-Bebaya), serta Mmenjelaskan faktor yang menjadi pendukung dan penghambat yang berkenaan dengan implementasi tersebut. Metode penelitian kualitatif bersifat deskriptif, dengan fokus penelitian menggunakan model implementasi kebijakan Edward III yakni (1) Communications (Komunikasi), (2) Resources (Sumber Daya), (3) Dispositions (Disposisi/Sikap) dan (4) Bureucratic Structure (Struktur birokrasi), dan di analisa dengan analisis interaktif Miles, Huberman, dan Saldana (2014:810) yakni (1) Data Condensation (kondensasi data), (2) Data Display (tampilan atau sajian data), dan (3) Drawing and Verifying Conclusions (menggambarkan dan memverifikasi penarikan simpulan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Probebaya sudah berjalan dengan baik, dengan berbagai dinamika yang terjadi. Namun sebagai sebuah Janji politik pasangan Walikota dan Wakil Walikota Samarinda dan kemudian menjadi strategi mencapai visi dan misi melalui program pembangunan berbasis wilayah RT di setiap Kelurahan sebagai salah satu dari 10 (sepuluh) program unggulan di Kota Samarinda. Hasil identifikasi faktor pendukung yakni, adanya Good will dari Pemerintah Kota Samarinda beserta jajaran, adanya Antusiasme dan partisipasi masyarakat serta pihak RT beserta perangkatnya, dan adanya alokasi dana yang dianggarkan pada APBD Kota Samarinda. Sedangkan identifikasi faktor penghambat yakni Probebaya sebagai program baru masih perlu penyempurnaan dan masih perlu memahami program, Kualitas SDM masih kurang dan harus terus ditingkatkan, setiap pembangunan fisik perlu kepastian hukum lokasi tanah yang digunakan. masih banyak kelompok masyarakat dan masyarakat yang belum paham mengenai Probebaya. Serta Kemampuan teknis digital belum optimal.
Tags from this library: No tags from this library for this title. Log in to add tags.
    Average rating: 0.0 (0 votes)
Item type Current library Call number Status Date due Barcode
Theses (Skripsi, Tesis, Disertasi) Theses (Skripsi, Tesis, Disertasi) MAP Library
Bookshelf
2233-0944 TAS KP. 2024 (Browse shelf (Opens below)) Not for loan 2233094401

Penelitian ini bertujuan untuk memahami implementasi Peraturan Walikota
Samarinda Nomor 11 Tahun 2022 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program
Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat (Pro-Bebaya), serta Mmenjelaskan
faktor yang menjadi pendukung dan penghambat yang berkenaan dengan
implementasi tersebut. Metode penelitian kualitatif bersifat deskriptif, dengan
fokus penelitian menggunakan model implementasi kebijakan Edward III yakni
(1) Communications (Komunikasi), (2) Resources (Sumber Daya), (3)
Dispositions (Disposisi/Sikap) dan (4) Bureucratic Structure (Struktur birokrasi),
dan di analisa dengan analisis interaktif Miles, Huberman, dan Saldana (2014:810)

yakni (1) Data Condensation (kondensasi data), (2) Data Display (tampilan
atau sajian data), dan (3) Drawing and Verifying Conclusions (menggambarkan
dan memverifikasi penarikan simpulan).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Probebaya sudah berjalan dengan baik,
dengan berbagai dinamika yang terjadi. Namun sebagai sebuah Janji politik
pasangan Walikota dan Wakil Walikota Samarinda dan kemudian menjadi strategi
mencapai visi dan misi melalui program pembangunan berbasis wilayah RT di
setiap Kelurahan sebagai salah satu dari 10 (sepuluh) program unggulan di Kota
Samarinda. Hasil identifikasi faktor pendukung yakni, adanya Good will dari
Pemerintah Kota Samarinda beserta jajaran, adanya Antusiasme dan partisipasi
masyarakat serta pihak RT beserta perangkatnya, dan adanya alokasi dana yang
dianggarkan pada APBD Kota Samarinda. Sedangkan identifikasi faktor
penghambat yakni Probebaya sebagai program baru masih perlu penyempurnaan
dan masih perlu memahami program, Kualitas SDM masih kurang dan harus terus
ditingkatkan, setiap pembangunan fisik perlu kepastian hukum lokasi tanah yang
digunakan. masih banyak kelompok masyarakat dan masyarakat yang belum
paham mengenai Probebaya. Serta Kemampuan teknis digital belum optimal.

There are no comments on this title.

to post a comment.