Collaborative Governance Dalam Pengembangan Pariwisata Di Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara (Studi Kasus Di Desa Wisata PELA)

By: Fathul BahriContributor(s): Prof.Dr.H. Adam Idris,M.Si & Dr. Enos Paselle,M.SiMaterial type: TextTextPublication details: Samarinda Fisip Unmul 2024Description: i-xiv-127 halSubject(s): Theses -- Tesis-MAP-Digital -- MAP-2024-DigitalOther classification: 2233-0946 BAH KP.2024 Online resources: Click here to access online Summary: Penelitian ini membahas terkait Collaborative Governance dalam pengambangan pariwisata di Desa Wisata Pela Kabupaten Kutai Kartanegara. Collaborative Governance dinilai sebagai paradigma baru yang digunakan guna menghadapi isu yang beragam dalam masyarakat yang kompleks, paradigma tersebut memiliki prinsip dasar yakni adanya kesetaraan hubungan diantara pemangku kepentingan di sector public, swasta dan masyarakat. Hal ini juga sebuah proses yang melibatkan berbagai stakeholder yang terkait untuk kepentingan atau mencapai sebuah tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi terkait perkembangan pariwisata di Desa Wisata Pela. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menemukan bahwa collaborative governance di Desa Wisata Pela berjalan dengan baik dan efektif. Hal ini dapat dilihat dari keterlibatan para aktor baik itu pemerintah, swasta dan masyarakat masing-masing memiliki tugas pokok dan fungsi untuk mengambangkan pariwisata, seperti keterlibatan pemerintah Desa dalam memfasilitasi pelatihan bagi pelaku UMKM, dibentuknya Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) serta sumbangsih CSR PT. Pertamina Hulu Mahakam dalam perwujudan kampung Nelayan di Desa Wisata Pela. Data juga menunjukkan bahwa kunjungangan wisata bertambah pada setiap tahunnya, meski sempat menurun karena covid. Tahun 2017 terdapat 2.555 pengunjung/tahun, pada tahun 2018 naik menjadi 5.110 pengunjung/tahun, tahun 2019 naik menjadi 7.300 pengunjung/tahun, tahun 2020 dikarenakan pandemi covid menurun menjadi 2.193 pengunjung/tahun, pada tahun 2021 juga terus mengalami penurunan dikarenakan wabah yang belum mereda yakni sebanyak 1.664 pengunjung/tahun, kemudian pada tahun 2022 pengunjung mulai mengalami kenaikan kembali yakni 3.305 pengunjung/tahun. Hal ini yang membuat Desa Wisata Pela mampu menjadi desa berdaya dengan memanfaatkan kekayaan alamnya melalui pariwisata.
Tags from this library: No tags from this library for this title. Log in to add tags.
    Average rating: 0.0 (0 votes)
Item type Current library Call number Status Date due Barcode
Theses (Skripsi, Tesis, Disertasi) Theses (Skripsi, Tesis, Disertasi) MAP Library
Bookshelf
2233-0946 BAH KP.2024 (Browse shelf (Opens below)) Not for loan 2223094601

Penelitian ini membahas terkait Collaborative Governance dalam pengambangan
pariwisata di Desa Wisata Pela Kabupaten Kutai Kartanegara. Collaborative
Governance dinilai sebagai paradigma baru yang digunakan guna menghadapi isu
yang beragam dalam masyarakat yang kompleks, paradigma tersebut memiliki
prinsip dasar yakni adanya kesetaraan hubungan diantara pemangku kepentingan di
sector public, swasta dan masyarakat. Hal ini juga sebuah proses yang melibatkan
berbagai stakeholder yang terkait untuk kepentingan atau mencapai sebuah tujuan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi terkait
perkembangan pariwisata di Desa Wisata Pela. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menemukan bahwa
collaborative governance di Desa Wisata Pela berjalan dengan baik dan efektif. Hal
ini dapat dilihat dari keterlibatan para aktor baik itu pemerintah, swasta dan
masyarakat masing-masing memiliki tugas pokok dan fungsi untuk
mengambangkan pariwisata, seperti keterlibatan pemerintah Desa dalam
memfasilitasi pelatihan bagi pelaku UMKM, dibentuknya Pokdarwis (Kelompok
Sadar Wisata) serta sumbangsih CSR PT. Pertamina Hulu Mahakam dalam
perwujudan kampung Nelayan di Desa Wisata Pela. Data juga menunjukkan bahwa
kunjungangan wisata bertambah pada setiap tahunnya, meski sempat menurun
karena covid. Tahun 2017 terdapat 2.555 pengunjung/tahun, pada tahun 2018 naik
menjadi 5.110 pengunjung/tahun, tahun 2019 naik menjadi 7.300
pengunjung/tahun, tahun 2020 dikarenakan pandemi covid menurun menjadi 2.193
pengunjung/tahun, pada tahun 2021 juga terus mengalami penurunan dikarenakan
wabah yang belum mereda yakni sebanyak 1.664 pengunjung/tahun, kemudian
pada tahun 2022 pengunjung mulai mengalami kenaikan kembali yakni 3.305
pengunjung/tahun. Hal ini yang membuat Desa Wisata Pela mampu menjadi desa
berdaya dengan memanfaatkan kekayaan alamnya melalui pariwisata.

There are no comments on this title.

to post a comment.