Pelaksanaan Model Integratif Pengembangan Kompetensi ASN Di Lingkungan Pusat Pelatihan Dan Pengembangan Dan Kajian Desentralisasi Dan Otonomi Daerah

By: Kemal HidayahContributor(s): Prof.Dr.H. Muhammad Noor,M.Si & Dr. Enos Paselle,M.SiMaterial type: TextTextPublication details: Samarinda Fisip Unmul 2024Description: i-xiv-130 halSubject(s): Theses -- Tesis-MAP-Digital -- MAP-2024-DigitalOther classification: 2233-0952 HID KP.2024 Online resources: Click here to access online Summary: Sektor publik saat ini dihadapkan langsung dengan kondisi disruptif yang menyebabkan pentingnya untuk berfokus pada sumber daya manusia sebagai competitive advantage yang perlu untuk dikelola. Hal ini juga tercermin dalam sektor publik di pemerintahan kita dimana sesuai dengan arahan Presiden, Pembangunan SDM yang unggul menjadi prioritas pembangunan di Indonesia hingga tahun 2024. Kondisi tersebut menunjukkan pentingnya mencurahkan sumber daya aparatur yang dimiliki untuk dapat dikembangkan kompetensinya sebagai faktor kunci di balik pengembangan produktivitas dan daya saing pemerintah. Sayangnya hingga saat ini implementasi dari pengembangan kompetensi ASN di Indonesia masih mengalami berbagai kendala. Kendala yang muncul terjadi di berbagai aspek mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi dari pengembangan kompetensi itu sendiri. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba menjawab bagaimana model pengembangan kompetensi ASN dengan mengambil lokus yang diterapkan di Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (Puslatbang KDOD LAN RI) serta faktor-faktor apa yang menjadi pendorong dan penghambat dalam upaya pengembangan kompetensi yang dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat memberikan gambaran model pengembangan kompetensi yang diterapkan di Puslatbang KDOD dengan menggunakan metode kualitatif yang bersifat evaluatif yang menggunakan kerangka evaluasi dengan melakukan identifikasi, klarifikasi, dan penerapan kriteria yang disusun menggunakan dasar peraturan terkait pengembangan kompetensi yang berlaku saat ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengembangan Kompetensi ASN yang dilakukan di Puslatbang KDOD sudah dilakukan dengan baik. Meskipun terdapat sedikit perbedaan dalam beberapa komponen pada model pengembangan kompetensi De Vos (2015), secara keseluruhan upaya pengembangan kompetensi sudah dilakukan dengan kebijakan yang berlaku meskipun masih dihadapkan pada beberapa kendala dalam tataran teknis. Oleh karena itu, kedepannya perlu dilakukan pemeliharaan dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi seperti kebijakan, komunikasi, peran pimpinan, dukungan teknologi, dengan memperhatikan budaya belajar yang ada di Puslatbang KDOD.
Tags from this library: No tags from this library for this title. Log in to add tags.
    Average rating: 0.0 (0 votes)

Sektor publik saat ini dihadapkan langsung dengan kondisi disruptif yang
menyebabkan pentingnya untuk berfokus pada sumber daya manusia sebagai
competitive advantage yang perlu untuk dikelola. Hal ini juga tercermin dalam sektor
publik di pemerintahan kita dimana sesuai dengan arahan Presiden, Pembangunan
SDM yang unggul menjadi prioritas pembangunan di Indonesia hingga tahun 2024.
Kondisi tersebut menunjukkan pentingnya mencurahkan sumber daya aparatur yang
dimiliki untuk dapat dikembangkan kompetensinya sebagai faktor kunci di balik
pengembangan produktivitas dan daya saing pemerintah. Sayangnya hingga saat ini
implementasi dari pengembangan kompetensi ASN di Indonesia masih mengalami
berbagai kendala. Kendala yang muncul terjadi di berbagai aspek mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi dari pengembangan kompetensi itu
sendiri. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba menjawab bagaimana model
pengembangan kompetensi ASN dengan mengambil lokus yang diterapkan di Pusat
Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (Puslatbang KDOD LAN RI)
serta faktor-faktor apa yang menjadi pendorong dan penghambat dalam upaya
pengembangan kompetensi yang dilakukan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat memberikan gambaran model
pengembangan kompetensi yang diterapkan di Puslatbang KDOD dengan
menggunakan metode kualitatif yang bersifat evaluatif yang menggunakan kerangka
evaluasi dengan melakukan identifikasi, klarifikasi, dan penerapan kriteria yang
disusun menggunakan dasar peraturan terkait pengembangan kompetensi yang
berlaku saat ini.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengembangan Kompetensi ASN
yang dilakukan di Puslatbang KDOD sudah dilakukan dengan baik. Meskipun
terdapat sedikit perbedaan dalam beberapa komponen pada model pengembangan
kompetensi De Vos (2015), secara keseluruhan upaya pengembangan kompetensi
sudah dilakukan dengan kebijakan yang berlaku meskipun masih dihadapkan pada
beberapa kendala dalam tataran teknis. Oleh karena itu, kedepannya perlu dilakukan
pemeliharaan dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi seperti
kebijakan, komunikasi, peran pimpinan, dukungan teknologi, dengan memperhatikan
budaya belajar yang ada di Puslatbang KDOD.

There are no comments on this title.

to post a comment.